Green But Extractive: Diplomasi Hilirisasi Nikel Indonesia Dan Politik Eksklusi Sosial Di Weda Bay
Keywords:
Ekonomi Hijau, Hilirisasi Nikel, Weda Bay, Feminist Political Ecology, Kerusakan LingkunganAbstract
Transisi menuju ekonomi hijau telah menjadi fokus utama di tingkat global, dengan negara-negara berlomba-lomba untuk mengimplementasikan kebijakan energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan. Namun, di balik upaya ini, terdapat ironi di mana proyek-proyek yang dianggap "hijau" sering kali mengandalkan praktik ekstraktivisme yang menyerupai kolonialisme. Di Indonesia, proyek hilirisasi nikel di Weda Bay menjadi contoh yang mencolok, di mana negara ini memiliki peran strategis dalam rantai pasok global untuk baterai kendaraan listrik. Meskipun pemerintah mengklaim bahwa hilirisasi nikel merupakan bagian dari diplomasi ekonomi hijau, proyek ini telah menimbulkan eksklusi sosial, kerusakan lingkungan, dan kekerasan struktural terhadap komunitas lokal, terutama perempuan dan individu dengan identitas gender non-normatif. Penelitian ini mengadopsi pendekatan feminist political ecology untuk mengeksplorasi dampak sosial dan lingkungan dari proyek tersebut, serta menyoroti ketidaksetaraan gender dan eksklusi yang dialami oleh kelompok-kelompok rentan. Temuan menunjukkan bahwa meskipun hilirisasi nikel dipromosikan sebagai langkah menuju keberlanjutan, kenyataannya justru memperburuk ketimpangan sosial dan lingkungan.
Downloads
Published
Issue
Section
Copyright (c) 2025 Roy Setiawan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.